Bukan Bangsa Instant

Posted on Updated on

Saat ini namanya makanan instant sudah semakin marak diperjualbelikan di warung-warung sampai ke toko grosir.  Semakin hari semakin banyak saja jenis dan rupanya, dari yang paling tua umurnya yaitu Mie Instant sampai yang baru di angan-angan oleh saya sendiri yaitu Pecel Lele Instant dan Mendoan Instant (he..he..he..).  Kemajuan teknologi dalam membuat makanan instant semakin berkembang dari tahun ketahun, hal ini menjalar kepada para pelajar sekolah di tanah air.  Mereka menjadi ketagihan hal-hal yang serba instant, contohnya pintar instant, juara instant, dan lulus instant.

Jadi yang membuat ketagihan bukan saja narkoba, rokok, dan mendoan saja namun instanisasi juga membuat ketagihan.  Selain pelajar, hal-hal yang instant juga menjalar ke para pegawai, entah itu pegawai rendahan atau yang tinggian dikit.  Hal instant ini adalah Kaya Instant maksudnya menjadi orang kaya (banyak duitnya) secara cepat.

Ada yang tahu dari mana datangnya hal-hal instant itu?

Sebenarnya namanya instant atau serba cepat itu ada sisi baiknya dan sisi buruknya.  Sisi baiknya ya jelas menghemat waktu, coba bayangkan jika anda bangun kesiangan dalam keadaan perut amat sangat lapar lalu harus cepat berangkat ke tempat kerja karena ada hal yang amat sangat penting sekali kemudian apa yang harus dilakukan?
a. pergi saja     b. masak nasi, goreng tahu     c. minum air saja

Apa yang anda pilih? pasti tidak adakan? atau… terserah anda saja jawabannya.  Yang pasti di jalan ada banyak penjaja makanan yang sudah siap dilahap, disantap dan disuap ke dalam mulut (makanannya lho…).  Itu juga instant alias siap saji.

Namun itu semua yang serba instant tidak ada artinya jika bangsa ini, negara ini, Indonesia kita yang tercinta tanah air beta pusaka abadi nan jaya di bangun dengan konsep yang serba instant.  Kita tidak boleh menjadi Bangsa Instant walaupun banyak makanan dan minuman instant, harus bertahap, satu-persatu hal-hal yang salah dibenahi.  Membangun secara bertahap sesuai kondisi, lokasi dan fungsi juga dana.  Makanya kita harus sabar menghadapi berbagai cobaan hidup terutama sembako yang naik, bbm mahal, biaya transportasi mahal, dan lainnya.  Saya juga pusing kalau semua jadi mahal apalagi ada di rantau seperti sekarang ini.

Berpikir bijak dan positif serta kreatif menghadapi berbagai hal adalah jalan keluarnya.  Ditambah doa dari 250 juta lebih penduduk Indonesia, niscaya bangsa Indonesia yang mulai beranjak dewasa akan menemukan masa kejayaan.  Amiin.

Aku untuk Negeriku, Bugiakso Blog Competition 2009

17 respons untuk ‘Bukan Bangsa Instant

    koranindependen said:
    Jumat, 6 Februari 2009 pukul 18:10

    Gimana ya jika kita berfikir bijak juga instant ?
    Jika semua serba instant, tak ada seninya. Kita hidup ini juga perlu “seni.” lha buktinya, sampai pipis saja kita keluar “air seni.” he….he…he…

    Suka

    Dharma responded:
    Jumat, 6 Februari 2009 pukul 18:44

    Ya memang sekarang jamannya serba instant, mau gimana lagi? Namun apakah kita juga mau dicekoki terus hal yang instant?
    Memang betul hidup itu harus berseni eh maksudnya ada seninya. Kalau pipis bisa disebut seni karena (1) bisa untuk menggambar (2) suaranya bisa macem-macem dan yang ke (3) baunya juga nyeni.

    Salam blogger bung,
    dharma

    Suka

    muhamaze said:
    Sabtu, 7 Februari 2009 pukul 16:01

    biar nggak instan gimana dong? harus mulai dari mana langkah bangsa kita?
    bukankah yang instan itu enak he..he.. kadang orang2 (saya juga) tidak betah menikmati proses. gimana tuh?

    salam

    Suka

    Dharma responded:
    Sabtu, 7 Februari 2009 pukul 17:21

    Bertahap, langkah demi langkah seperti main catur kan gak langsung menang (kecuali buat blunder). Emang enak sih instant itu, tapi kalo keterusen bisa jadi males. Buktinya kalo dirumah ada mie instant jadi males masak yang macem-macem tuh… he…he…he…

    Suka

    Method Panda said:
    Jumat, 13 Februari 2009 pukul 05:00

    ya, seperti kata orang,
    easy come easy go
    kalo bikinnya juga instan pasti ga tahan lama kan?
    setuju banget harus bertahap, langkah demi langkah.

    Salam Semangat!

    Suka

    Dharma responded:
    Jumat, 13 Februari 2009 pukul 08:36

    Yup, betul apa kata anda. Bangsa ini merdeka juga tidak secara instant, perlu perjuangan. Jadi bangsa ini tidak bisa mensejahterakan rakyatnya kalau tidak berjuang. Siapa yang berjuang? itu pertanyaan yang harus kita renungkan bersama saat ini.

    Suka

    indomielezat said:
    Jumat, 20 Februari 2009 pukul 16:25

    klo indomie…instant tapih mengenyangkan..
    xixixixixixi…..

    😀

    salam kenal om dharma…

    salam nge-blog!

    Suka

    almascatie said:
    Sabtu, 21 Februari 2009 pukul 23:46

    Saya juga pusing kalau semua jadi mahal apalagi ada di rantau seperti sekarang ini.

    😆

    btw instant hanyalah bentuk penkultusan terhadap individualisme… pendewaan terhadap duit.. so, apa yang anda pilih.. selama masih merasa manusia instant hanyalah proses untuk mendewasakan manusia, ga lebih, mungkin saja ada saatnya kita bosan dengan hal2 tersebut diatas….

    soal membangun negara… instant = kemalasan untuk membangun sekaligus berpikir
    😀

    Suka

    almascatie said:
    Sabtu, 21 Februari 2009 pukul 23:46

    btw…. commentnya kena moderasi terus yah 😀

    Suka

    Indra Kurniawan said:
    Selasa, 24 Februari 2009 pukul 08:38

    Contoh budaya instant orang Indonesia: suka nyelonong masuk antrian di bandara… soalnya waktu kecil dibilang bandara itu punya papanya… 😀

    Suka

    Dharma responded:
    Rabu, 25 Februari 2009 pukul 14:31

    Wah kalo gitu ntar semuanya dianggap punya papanya semua dong…

    Suka

    Dharma responded:
    Rabu, 25 Februari 2009 pukul 14:46

    iyo bos aku ga tau klo setting begitu nih. ntar di coba lagi bos.

    Suka

    Dharma responded:
    Rabu, 25 Februari 2009 pukul 14:48

    Iya om. Kenapa banyak pejabat yang pake cara instant biar dianggap sukses ya???

    Suka

    Dharma responded:
    Rabu, 25 Februari 2009 pukul 14:58

    iya kenyang lah…
    penggemar indomie yah…???
    lam kenal juga.

    Suka

    oRiDo™ said:
    Jumat, 13 Maret 2009 pukul 15:52

    semua nya pasti perlu proses …
    yang penting arahnya seperti yang di harapkan…
    ayo bangkit terus indonesiaku..

    Suka

    dharma responded:
    Sabtu, 14 Maret 2009 pukul 15:20

    Setuju mas…
    Makasih komentarnya.

    Suka

    muhamaze said:
    Sabtu, 21 Maret 2009 pukul 15:49

    bosss suwe ndak posting niiih..
    sibuk jadi dirjen inventarisasi yaa hehe…

    Suka

Tinggalkan komentar